CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

14/07/2010

Apa Kenapa Mengapa Bagaimana

;)


;(

By : Linda

It's a trend nowadays that many muslim Malaysian women are into the new hijab wearing i.e. wearing a shawl-like syrian style hijab. I posted on my Fb status recently stating that I too, would want to wear the syrian women hijab style with high bun but unfortunately my hair is short thus cannot tie or do a bun at all. I also received few suggestions to buy fake buns online or at Arzu, KLCC.

I used to study in an arabic-medium school and had learned that when you wear tudung, you're not supposed to show any indication that your hair is long by tying your hair really high/do a bun until men can notice the presence of your long hair eventhough you wear your cover/hijab. That defeats the purpose of wearing a hijab. However, I can't remember the hukum whether it's haram or harus or makruh.

Being curious, I googled about this sanggul arab issue and found the hadith related:

Quote::
“ akan muncul dalam kalangan umatku di akhir zaman, kaum lelaki yang menunggang sambil duduk di atas pelana, lalu mereka turun di depan pintu-pintu masjid. Wanita-wanita mereka( isteri mereka atau anak perempuan), berpakaian tetapi seperti bertelanjang ( nipis&ketat). Di atas kepala mereka pula(wanita) terdapat bonggolan (sanggul atau tocang) seperti bonggol unta yang lemah gemalai. Oleh itu laknatlah mereka semua. Sesungguhnya mereka adalah wanita-wanita yang terlaknat”- hadith riwayat Ahmad, jil.2, ms. 223.

Rasulullah s.a.w bersabda:

Quote::
“dua golongan penghuni neraka yang mana aku sendiri belum pernah melihat keadaan mereka didunia: golongan yang membawa cemeti seperti seekor lembu lalu menggunakannya untuk memukul manusia dan juga kaum wanita yang berpakaian seperti bertelanjang, menggoyangkan badan dan berlenggang-lenggok, kepala mereka ada suatu seperti bonggol di kepala unta yang bergoyang-goyang. Mereka tentu tidak akan memasuki syurga atau mencium baunya sedangkan bau syurga itu dapat dihidu dari jarak perjalanan begitu dan begini”

–hadith riwayat Muslim. Hadith no 212-
Petikan dari : blog mediha *thanks

Banyak bendakan kita sebagai hambaNya sendiri tertanya-tanya. But bila baca apa yg i dapat dr blog mediha rasa sgt takut utk itu. Tak tau anda bagaimana plak. Maybe kita sendiri yg patut nilaikan isn'it?